Selasa, 05 Mei 2015

permasalahan surat an-nisa dalam konteks pengulangan wawu athaf

Permasalahan pada surat An-Nisa dalam konteks pengulangan dengan menggunakan wawu athaf
......فانكحوا ماطابلكم من النَّساء مثنى وثلاث ورباع, فان خفتم الاّ تعدلوا فواحدة او ما ملكت ايمانكم, ذلك ادنى الاّ تعولوا
Artinya :
......... Nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. (Q.S. An-Nisa 4 : 3).
            Sesungguhnya makna و  tidak bisa diganti dengan  أو tetapi mempunyai arti  بدل  (ganti).  Seperti firman Allah SWT : tiga diganti dengan dua, empat diganti dengan tiga, akan tetapi tidak bermakna jiyadah atau tambahan.[1]
Boleh menikahi hingga empat perempuan
            Penggalan ayat  مثنى وثلاث ورباع ditafsirkan sebagai anjuran untuk menikah seorang laki-laki dengan perempuan  yang disukai hingga empat istri.  Penyebutan angka ini sama seperti angka yang terdapat dalam firman Allah SWT surat al-Fathir :1 yang mempunyai arti yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan yang mempunyai sayap masing-masing dua, tiga, dan empat .
Artinya ada malaikat yang memiliki dua, tiga, empat sayap. Bahkan tidak menutup kemungkinan ada malaikat yang mempunyai sayap dengan jumlah di luar itu karena memang ada dalilnya. Hal itu tidak sama dengan pembatasan sampai empat ini kepada pihah laki-laki. Pendapat ini disimpulkan dari ayat tersebut, sesuai pendapat ibnu abbas dan mayoritas ulama tafsir karena ayat ini berbicara dalam konteks menikah. Seandainya boleh menikahi perempuan lebih dari empat tentu terdapat dalil untuk hal tersebut.[2]
            Imam Ahmad meriwayatkan dari Salim, dari Ayah Salim bahwa ketika masuk Islam, Ghilan Bin Salamah Al Tsaqafi memiliki sepuluh istri. “ Pilih Empat saja dari mereka,” ujar Rasulullah SAW. Kepadanya. Namun, ketika Umar menjadi Khalifah, Ghilan justru menceraikan semua istrinya dan membagi-bagi kekayaannya kepda anak-anaknya. Ulah Ghilan ini sampai ketelinga Umar. Kemudian, Umar mengancam Ghilan, “ Saya kira, salah satu berita yang dicuri dengar oleh Setan adalah berita kematianmu dan berita itulah yang disampikannya padamu bahwa kamu hidup tidak lama lagi. Demi Allah, rujuklah kembali dengan istri-istrimu sehingga mereka tetap berhak atas hartamu. (sebab bila tidak) Saya yang akan memberikan harta itu kepada mereka lalu memberi perintah agar kuburmu segera digali dan kamu dirajam seperti Abu Righal.
            Hadis ini dapat dijadikan dalil bahwa sekiranya menikah dengan lebih dari empat perempuan sekaligus dibolehkan, tentu Rasulullah SAW akan membiarkan Ghilan tetap memiliki sepuluh orang istri yang juga telah sama-sama masuk islam dengannya. Karena beliau menyuruh Ghilan untuk mengambil empat dan menceraikan sisannya, hal ini menunjukan bahwa menikan dengan lebih dai empat perempuan sekaligus tidak dibolehkan. Jika larangan ini berlaku seumur hidup maka itu lebih karena memilih yang lebih utama. Namun, Allah SWT juga yang lebih tau. Wallauhu a’alam bi Al shawab.[3]
Satu hal lagi yang menarik dibicarakan adalah soal poligami, secara umum para penulis tafsir di indonesia memahami bahwa sejak sebelum islam datang tradisi poligami sudah ada. Menurut Baidan dalam Tafsir bi al-Rayi melihat ayat di atas sebagai bentuk aturan islam agar perempuan tidak dipermainkan oleh laki-laki. Alasan yang dia pakai lebih pada soal penyaluran kepentingan biologis laki-laki dan melindungi posisi perempuan.
Hal yang sama juga terjadi dalam Tafsir Al-Hijri karya Didin. Menurutnya poligami merupakan aturan (syari’ah). Dalam konteks persyariatan poligami, ada tiga hikmah yang dirumuskan Didin : 1) Mendidik umat untuk bisa berbagi rasa dan merealisasikan nilai-nilai solidaritas dalam berkehidupan rumah tangga dan bermasyarakat. 2) Mewujudkan sikap ta’awun dalam kebaikan. 3) Menghindari penyimpangan seksual dan menghindari efek psikologis yang berat bagi perempuan yang belum nikah dalam kondisi timpangnya rasio populasi umat antara laki-laki dan perempuan.
Quraish dalam tafsir Al-Mishbah memberikan analisis yang berbeda. Dia tidak melihat ayat diatas diatas dalam konteks pengaturan soal poligami. Alasannya, karena sebelum Islam telah ada praktik poligami.
Dari uraian diatas terlihat bahwa karya tafsir di Indonesia dasawarsa 1990-an, masih cenderung mengakui dan bahkan menganggap praktik poligami di isyaratkan Islam. Tafsir Al-Mishbah karya Quraish, diantara karya tafsir yang cukup tegas menolak tentang syari’at poligami dalam Isalm, betapapun belum berani menegaskan bahwa sejatinya poligami dilarang oleh Al-Qur’an.
Dalam  buku terjemahan al-Maraghi dalam bukunya bahwasannyamempunyaiartiduadua, tigatiga, danempat-empat. Penjelasanumumnyayaituapabilakamumerasatakutterhadapdirimusendirikarenakhawatirmemakanhartaanakyatim, makajanganlahkamunikahdengannya, karenasesungguhnya Allah telahmemberikekuasaanterhadapkamuuntuktidakmenikahianakyatimyaitudenganmenghalalkankamuuntuktidakmenikahianakyatim, satu, dua, tiga, atauempat.[4]
Takut Tidak Adil, Cukup Satu
            Ayat فان خفتم الاّ تعدلوا فواحدة او ما ملكت ايمانكمditafsirkan bahwa jika khawatir tidak dapat berlaku adil terhadap para istri (jika mereka lebih dari satu). Sesuai dengan yang difirmankan Allah SWT dalm ayat
ولن تستطيعوآ ان تعدلوا بين النسآء ولو حرصتم
“Dan kamu tidak akan dapat berlaku adil diantara istri-istri (mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian........” (QS An Nisa’, 4: 129)
Hendaklah seorang laki-laki membatasi diri dengan menikahi satu permpuan saja. Pilihan lainnya adalah menikahi para hamba sahaya karena berlaku adlil kepada mereka dalam hal ini tidaklah wajib, tetapi disunahkan saja. Memperlakuakn mereka secara adil sangat dianjurkan, tetapi jika tidak dapat dilaksanankan, hal itu tidaklah menjadi masalah.
            Ibnu Abu Hatim, Ibnu Mardawaih, dan Abu Hatim Bin Hiban dalam kitab sahihnya meriwayatkan dari Aisyah bahwa Rasulullah SAW bersabda sebagai berikut.
.....ذلك ادنى الاّ تعولواyang demikian itu lebih dekat agar kamu tidak berbuat dzolim, memiliki maksud yang sama dengan la tajuru, yakni agar kalian tidak sampai berbuat dzalim.
            Namun, Ibnu Abu Hatim buru-buru memberi keterangan, “menurut Ayah saya, (sanad) hadis ini tidak betul. Yang benar adalah hadis ini mauquf  kepada Aisyah. “ Ibnu Abu Hatim juga menambahkan bahwa Ibnu Abbas, Aisyah, Mujahid, Ikrimah, Hasan, Abu Malik, Abu Razin, An nakha’i, Sya’bi. Adh Dhahhak, Atha Al khurasani, Qatadah, Saddi, dan Muqotil Bin Hayyan juga menafsirkannya denganla tamiluagar kalian tidak memihak.[5]
Berbagai Keistimewaan Poligami Ketika di Perlukan.
            Pada prinsipnya kebahagiaan berumah tangga bagi seorang suami hanya apabila mempunyai seorang Istri saja. Karena bentuk rumah tangga seperti itu adalah yang paling sempurna, yang seharusnya dipelihara oleh setiap individu dan diyakini. Tetapi, terkadang memang ada beberapa kondisi yang dialami seseorang yang mendorongnya menyimpang dari ketentuan tersebut karena ada kemaslahatan-kemaslahatan penting yang berkait dengan kehidupan rumah tangganya, atau kemaslahatan umatnya. Sehingga poligami bagi dirinya tidak bisa dielakan lagi. Kondisi-kondisi tersebut ialah sebagai berikut:
1.      Bila seorang suami beristrikan seorang wanita mandul, sedangkan ia mengharapkan anak. Termasuk kemaslahatan sang isrti dan kemaslahtan mereka (suami istri), hendaknya sang suami menetapkan isrti pertamanya, kemudian mengawini wanita lain.
2.      Bila istri telah tua, dan mencapai umur yai’sah (tidak haid) lagi, kemudian sang suami berkeinginan mempunyai anak, dan ia mampu memberikan nafkah kepada lebih dari seorang istri, mampu pula menjamin kebutuhan anak-anaknya, termasuk pendidikan mereka.
3.      Bila sang suami tidak cukup hanya mempunyai seorang istri, demi terpeliharanya kehormatan diri (agar tidak berzina) karena kapabilitas seksualnya memang mendorongnya untuk berpoligami, sedang sang istri kebalikannya. Atau bisa juga karena masa haid sang istri, umpamanya terlalu panjang, hingga memakan waktu sebagian besar dari bulannya.
4.      Bila dari hasil sensus kaum wanita lebih banyak dari kaum pria, dalam suatu negara, dengan perbandingan yang mencolok. Hal itu bisa terjadi setelah suatu negara baru saja mengalami peperangan yang banyak menewaskan kaum pria
Pemandangan-pemandangan yang kita saksikan tentang bercampurnya antara kaum wanita dengan pria di pabrik-pabrik, tempat-tempat perbelanjaan, dan tempat umum lainnya akan banyak membawa dampak kian menjerumus kepada tindak permekosaan, perzinahan, dan pebuatan amoral lainnya.[6]
Kesimpulan
            Pengulangan wawu athaf dalam surat an-nisa ayat 4 menjelaskan bahwa wawu tersebut bukan bermakna jiyadah dan tidak bisa diganti dengan aw اؤ. Ayat tersebut membolehkan me nikahi wanita yang kamu sukai dua, tiga empat. Namun jika ia tidak bisa berlaku adil maka nikahilah dengan satu orang saja.
Sesungguhnya datangnya wawu ini atas segi meringkas atau membatasi menikahi wanita sampai empat tanpa wawu jiyadah tambahan. Adapun jika melebihi maka akan ada dalil mengenai hal itu.
Hikmah dan mengapa seorang laki-laki melakukan poligami diantaranya : karena sang istri mandul ia tidak bisa memberikan keturunan sedangkan tujuan menikah adalah ingin memiliki keturunan, karena ingin menjaga kehormatan seorang diri, dan jumlah wanita lebih banyak dari pada pria dengan perbandingan yang mencolok,  maka ini dibolehkan.



Daftar pustaka
Al-Mubarakfury Shafiyurahman Tafsir ibnu Katsir2012 Syaamil: Bandung
Rahmat Jalaludin Tafsir Jalalain
Tafsir al-Maraghi
Al-Qur’an Adhim
Gusmian Islah Khazanah Tafsir Indonesia Teraju 2003  Jakarta
Shalih Khatim Ad-Dhomini Masaail mansuurotu fii tafsiir wal arobiyyati wa ma’na Mubarok 1990


           





[1]Masail tafsiir khatim shalih addhomini
[2]Tafsir ibnu katsir, syaikh syafiuraahman al-Mubarokfury
[3]Ibid 122
[4]Tafsir al-Maraghi
[5]Ibid123
[6]Khazanah tafsir indonesia Ishlah Gusmian

My interesting people

MY INTERESTING PEOPLE  ( MY INSPIRATION )
        Setiap manusia pasti mempunyai seseorang yang dapat menginspirasi kita agar lebih semangat dalam menjalankan hidup ini. Entah itu orang tua, guru, president, artis,teman,sahabat, bahkan tidak menutup kemungkinan orang yang selalu menolong kita Kali ini orang yang menginspirasi saya adalah keluarga angkatku. Menurutku mereka adalah orang yang berpengaruh terhadapku, mereka seperti keluarga walaupun tidak ada hubungan darah, yah kita memang saudara semuslim dan seiman. Mereka semua adalah keluarga ke-duaku.
            Ayah angkatku bagaikan bapak kandungku ia seperti teman sekaligus guruku. Ia sangat baik, pintar, mengetahui banyak hal. Saya belajar banyak darinya. Menurutnya ada dua faktor yang menjadi hambatan untuk menuju kesuksesan yaitu malas dan putus asa. Ketika seseorang diliputi atau diselimuti rasa malas ia tidak akan maju ia hanya diam di tempat bahkan ia mundur ke belakang. Tanpa adanya semangat dan mudah putus asa ketika mendapat kegagalan, dihadapkan dengan berbagai masalah  maka dengan mudahnya ia tak bergairah atau bersemangat dalam menghadapi hidup ini bahkan ada yang mengakhiri masa hidupnya. Tapi orang yang mempunyai kemauan dan kesungguhan yang keras walaupun faktor ekonomi yang menghambat maka ia akan maju, berusaha, untuk menggapai keinginan, impian, dan cita-citanya. Man jadda wa jadda
            Tiga kekuatan yang harus dimiliki setiap individu atau kelompok yaitu : kekuatan ekonomi, kekuatan knowledge, dan kekuatan fisik. Islam mengajarkan umatnya agar ia hidup kaya, sama halnya Siti khadijah,Nabi Muhammad, Abdurahman bin Auf, Umar bin abdul aziz, dan masih banyak  lagi. Mengapa kita harus kaya agar kita bisa membantu orang yang membutuhkan, memberikan hak fakir miskin, anak yatim dan sebagainya. Kekuatan knowladge juga sangat diperhitungkan, semua orang haus akan ilmu. Jika ingin menginginkan dunia dengan ilmu, jika ingin akhirat maka dengan ilmu, dan jika ingin keduanya maka dengan ilmu.  Seseorang akan dihormati jika ia memiliki harta, pangkat, dan berilmu. Muslim juga menganjurkan kepada kita agar berbadan sehat dan kuat, dalam sabdanya Allah lebih menyukai muslim yang kuat daripada yang lemah. Itulah yang harus dimiliki oleh setiap insan ujarnya.
            Hidup adalah ujian, ujian tak akan pernah berhenti jika kita belum bisa mengatasinya sama halnya ketika ingin naik kelas kita dihadapan dengan beberapa ujian jika kita belajar dan bisa mengerjakan pasti hasilnyapun memuaskan, dan naik ke level berikutnya. Ujian akan datang silih berganti sesuai dengan kemampuan kita. Pada intinya ujian itu untuk mengangkat derajat kita. Inilah sosok ibu yang sabar dalam menghadapi ujian, walaupun terkadang ia berucap sabar itu ada batasnya. Ujian setiap insan pasti berbeda-beda dalam firmannya dan akan kami uji dengan ketakutan, kelaparan, kekurangan harta benda, kekurangan buah-buahan, dan kekurangan jiwa. Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang lemah yng hanya bisa mengeluh namun pertolongan Allah terbuka bagi siapa yang meminta kepadaNya. Dan Allah Maha mengetahui kemampuan hambaNya, itulah yang membuat kuat dan tegar. Ia jadikan shalat dan sabar sebagai penolongnya, keluarga adalah penguat baginya,kebahagiaannya ketika melihat orang yang dicintai tersenyum bahagia.
Nak, ada tiga komponen pada manusia dalam mencapai kesuksesan pertama, SQ (spiritual Question ) spiritual question ini hubungan antara hamba dengan manusia ini yang sangat berpengaruh karena apapun kehendaknya maka ia akan terjadi. Janganlah kamu lupa berdo’a, memohon, dan meminta kepadaNya. TanpaNya kita lemah dan tak berdaya. Allah yang menentukan tapi kita wajib berusaha. Yang kedua ESQ (emotional Question) yang satu ini hubungan kita kepada manusia, bagaimana kita bisa mengontrol diri, mengendalikan hawa nafsu, dan mengendalikan diri dalam pergaulan. Dan yang terakhir yaitu IQ ( Intelegent Question) kecerdasan.  Selanjutnya mereka berpesan kepada saya pribadi dan umumnya untuk semua untuk terus menuntut ilmu dimanapun, kapanpun dan bagaimanapun, dengan ilmu hidup akan mudah. Gali skill dan talent di bidang apapun dan jadilah ahlinya. Jadilah kamu orang yang bermanfaat untuk orang lain.


Minggu, 12 April 2015

Strategi Dakwah Masa kini



STRATEGI DAKWAH MASA KINI
A.      Pengertian Strategi dan Dakwah
            Islam adalah agama yang berisi dengan petunjuk-petunjuk agar manusia secara individual menjadi manusia yang baik, beradab, dan berkualitas, selalu berbuat ba sehingga mampu membangun sebuah peradaban yang maju, sebuah tatanan kehidupan yang manusiawi dalam arti kehidupan yang adil, maju bebas dari berbagai ancaman, penindasan, dan berbagai kekhawatiran. Agar mencapai sesuatu yag diinginkan diperlukan dakwah. Karena dengan  masuknya islam dalam sejarah umat manusia, agama ini mencoba meyakinkan umat manusia tentang kebenaran dan menyeru manusia agar menjadi penganutnya.
            Di samping itu, “Islam” sebagai agama disebut agama dakwah, agama yang disebarluaskan melalui dakwah, dengan cara damai.
Ditinjau dari segi bahasa, dakwah berasal dari bahasa arab yaitu دعا--يدعوا   yang berarti panggilan, ajakan, ataupun seruan. Sedangkan menurut Istilah para Ulama memberikan definisi yang bermacam-macam antara lain :
§  Syekh Ali Makhfudz dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin, mengatakan dakwah adalah mendorong manusia untuk berbuat kebajikan dan mengikuti petunjuk (agama), menyeru mereka kepada kebaikan dan mencegah mereka dari perbuatan munkar agar memperoleh kebahagian dunia dan akhirat.
§  HSM. Nasrudi Latif mendefinisikan Dakwah adalah setiap usaha aktivitas dengan tulisan maupun lisan yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia lainnya untuk beriman dan menaati Allah SWT. sesuai dengan garis-garis akidah dan syariat serta akhlak islamiyah.
§  Toha Yahya Umar mengatakan dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemashalatan dan kebahagian mereka di dunia dan akhirat.
§  Aboebakar Atjeh  dalam bukunya beberapa catatan mengenai dakwah Islam, mengatakan bahwa Dakwah adalah seruan kepada seluruh umat manusia untuk kembali kepada ajaran hidup sepanjang ajaran Allah yang benar, dilakukan dengan  penuh kebijaksanaan dan nasehat yang baik.
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan management untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai suatu tujuan tersebut, strategi tidak hanya berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus menunjukan bagaimana tehnik (cara) oprasionalnya.
      Dengan demikian strategi dakwah merupakan perpaduan dan perencanaan (planning) dan management dakwah. Di dalam mencapai tujuan tersebut strategi dakwah harus dapat menunjukankan  bagaimana oprasionalnya secara tehnik harus dilakukan, dalam arti penedekatan yang berbeda-beda tergantung situsai dan kondisi. Untuk mantapnya strategi dakwah maka segalanya harus dipertautkan dengan komponen-komponen yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan dalam rumus lasswell yaitu :
§  Who (siapa da’I atau penyampai dakwahny)
§  Says what (pesan apa yang disampaikan)
§  In which channel ( media apa yang digunakan)
§  To whom ( siapa mad’u atau pendengarnya)
§  With wath effect ( efek apa yang diharapkan)
Pentingnya  strategi dakwah
            Pentingnya strategi dakwah adalah untuk mencapai tujuan, sedangkan pentingnya tujuan untuk mendapatkan hasil  yang diinginkan. Berhasil tidaknya suatu dakwah kegiatan dakwah secara efektif banyak ditentukan oleh strategi dakwah itu sendiri. Tujuan dakwah untuk membuat manusia memiliki kualitas akidah, ibadah, serta akhlak yang tinggi. Dalam Al-Qur’an surat an-Nahl 125 Allah berfirman :
أدعوا إلى سبيل ربّك با الحكمة  و الموعظة الحسنة وجادلهم بالّتي هي أحسن إنّ ربّك هو أعلم بمن ضلّ عن سبيله وهو أعلم باالمهتدين
Artinya: serulah(manusia) kepada jalan  Tuhanmu  dengan hikmah dan pelajaran yang baik, bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat  dari jalanNya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

JENIS- JENIS WASILAH MEDIA DAKWAH DAN EFEKTIVITASNYA
Jenis-jenis wasilah media dakwah dan aktivitasnya dibagi  menjadi tiga yaitu :
1.      Spoken words, yaitu media dakwah yang berbentuk ucapan atau bunyi yang dapat ditangkap dengan indra telinga seperti radio, telephon, dan sebagainya.
2.      Pinted writing yaitu media dakwah yang berbentuk tulisan, gambar, lukisan, dan sebagainya, yang dapat ditangkap dengan indra mata.
3.      The audio visual yaitu media dakwah yang berbentuk gambar hidup yang dapat didengar sekaligus dapat dilihat seperti televisi, film, video, dan sebagaiya.
Disamping penggolongan wasilah diatas, wasilah dakwah dari segi sifatnya juga dapat dibagi menjadi dua golongan  yaitu :
1.      Media tradisional, yaitu berbagai macam seni pertunjukan yang secara tradisional dipentaskan di depan uum (khalayak) terutama sebagai sarana hiburan hiburan yang memiliki sifat komunikatif, seperti ludruk, wayang, drama, dan sebagainya.
2.      Media modern, yaitu diistilahkan juga dengan “media elektronik” yaitu media yang dilahirkan dari teknologi yang termasuk media modern ini antara lain televise, radio, pers, dan sebagainya.
Melihat kenyataan bangsa Indonesia yang memiliki beranekaragam media tradisional, maka dapat dipahami mengapa para wali songo menggunakan media ini sebagai media dakwah. Media tersebut beupa berbagai pertunjukan yang secara tradisioanal dipentaskan di depan khalayak terutama sebagai sarana hiburan memiliki sifat komunikatif dan ternyata mudah dipakai sebagai wasilah dakwah yang efektif.  
Dalam abad informasi yang canggih ini, dakwah tidak bisa tidak harus semaksimal mungkin menggunakan media massa  modern seperti: Radio, Pers, Internet, dan sebagainya. Tak ada yang dapat membantah kemampuan media massa ini dalam penyebaran agama. Media massa yang mutlak harus dipergunakan dalam pelaksanaan dakwah islam, yang memiliki efektivitas tinggi antara lain :
§  Pers (surat kabar)
Wasilah dakwah ini sangat besar manfaatnya, sebab ia termasuk dari beberapa media massa pembentuk opin masyarakat ia hampir bisa disebut sebagai “makanan pokok” mendambakan informasi dan selalu dapat mengikuti perkembangan dunia. Dakwah melalui wasilah ini dapat berbentuk berita-berita islam, penulisan artikel-artikel islam,dan sebagainya.  
§  Radio
Kelebihan-kelebihan media radio sebagai wasilah dakwah adalah:
a.      Bersifat langsung
Untuk menyampaikan dakwah melalui radio, tidak harus melalui proses yang kompleks sebagaimana penyampaian materi dakwah lewat pers, majalah umpamanya.Dengan mempersiapkan secarik kertas, da’i dapat secara langsung menyamapikan dakwah di depan mikrofon.

b.      Siaran radio tidak mengenal jarak dan rintangan
Faktor lain yang menyebabkan radio dianggap  memiliki kekuasaan ialah bahwa siaran radio tidak mengenal jarak dan rintangan selain waktu, ruang pun bagi radio siaran tidak merupakan masalah, bagaimanapun jauhnya sasaran yang dituju.Daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau dakwah dengan media lain dapat diatasidengan wasilah radio ini.
c.       Radio siaran mempunyai daya tarik yang kuat
Faktor lain yang menyebabkan radio memiliki kekuasaan adalah daya tarik yg kuat yang dimilikinya. Daya tarik ini ialah disebabkan sifatnya yang serba hidup berkat tiga unsur yang ada padanya, yakni:
-          Musik
-          Kata-kata
-          Efek suara
d.       Biaya yang relatif murah
      Di banyak negara di dunia ketiga Asia, Afrika,dan Amerika Latin, radio umumnya telah menjadi media utama yang dimiliki setiap penduduk, baik yang kaya maupun yang miskin.Bedanya,Cuma kecanggihan dari radio itu sender.
e.      Mampu menjangkau temoat-tempat terpencil
Di beberapa negara, radio bahkan merupakan satu-satunya alat komunikasi yang efektif untuk menghubungi tempat-tempat terpencil.
f.        Tidak terhambat oleh kemampuan baca dan tulis
Di samping keuntungan-keuntungan diatas radio juga memiliki keuntungan lain. Siaran radio tidak terhambat oleh kemampuan baca dan tulis khalayak. Di beberapa negara Asia tingkat kemampuan baca dan tulis populasinya lebih dari 60%. Jutaan orang tersebut tidak disentuh oleh media massa lain kecuali bahasa radio dalam bahasa mereka.

Selasa, 31 Maret 2015

Wawancara bersama pejabat kampus

Serang, Selasa 30 Maret 2015  kami mewancarai pejabat kampus dengan jabatan sebagai Ketua JUrusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir bernama Bapak Badrudin M.ag.
Selain mengajar di IAIN ia juga mengajar di IAIB, terkait masalah ketua jurusan sendiri ia diangkat sebagai kajur pada 20 Februari 2015, yang sebelumnya ia di ketua jurusan Aqidah Filsafat. Menurutnya ia senang menjadi Kajur IAT karena mahasiswa berpakaian rapi dan sopan. Mayoritas dari pendidikan pesantren dan berharap menjadi mahasiswa yang berakhlak dan berpegangteguh kepadaAl-Qur’an.
            Program yang sudah terlaksana ialah kunjungan ke Stasiun TVRI bersama Warga IAT dalam kajian Hadist di Jakarta. Kemungkinan besar untuk Mahasiswa IAT harus mempunyai kelebihan atau mempunyai ciri khas tersendiri di antara jurusan-jurusan lainnya. Ia akan mengajukan program kepada Dekan atau atasannya agar mahasiswa IAT mempunyai hafalan minimal 3juz. Dengan paksaan seperti ini mahasiswa akan terbiasa membaca Al-Qur’an, Bisa karena biasa. Harapan bapak ketua jurusan ini agar mahasiswa bisa berakhlakul karimah, menjaga nama baik almamater, berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Hadist, serta harus memahami berbagai tafsir tidak hanya bahasa ndonesia saja tapi bahasa inggris pun harus bisa.

           

wawancara di kelas

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
Serang, Selasa 24 Maret 2015 ketika mewancarai seorang mahasiswi bernama Runanti dari jurusan IAT semester 4. Menurutnya ia mengambil jurusan itu karena ia menyukai dan ingin mendalami  Al-Qur’an, dan ini jurusan yang pertama  dan satu-satunya yang ia pilih.
Menurutnya jurusan IAT ini setiap tahunnya mengalami peningkatan mahasiswa, sampai dibagi dua kelas yang dulunya hanya satu kelas.
 Banyak sekali ilmu yang ia dapatkan apalagi dengan ilmu ilmu baru di jurusan ini yaitu semiotika, hermeneutika, ad-dakhil, dan sebagainya. Tidak  menutup kmungkinan setiap dosen mata kuliah selalu membrikan tugas, namun berbeda dengan mata kuliah Jurnalistik selalu membrikan ugas yang membuat mahasiswa bekrja dan belajar lebih giat lagi, sungguh menyenangkan dan membuat mahasiswa berpusing ria. Khoirukum mana’allamal ur’an waa’llamah.
Mungkin ini wawancara dari kami smoga brmanfaa dan sampai jumpa lagi bersama Uwes Faroqi.


Sabtu, 14 Maret 2015

Jalan Rusak Menghambat Para Pengguna Jalan



JALAN RUSAK MENGHAMBAT PARA  PENGGUNA JALAN
            Jum'at 13 Maret di desa Cipocok Jaya serang Banten, banyak sekali jalan yang berlubang dan rusak .Menuru tpara pengunajalan (tukangojek) yang bernama Salim mengatakan merasa tidak aman dan nyaman dengan jalan yang dialalui pasalnya dapat menyebabkan kecelakaan karena jalan ini merupakan jalan utama dan ramai berlalu lalang. Begitu pula dengan warga sekitar namun belum ada tindakan khusus untuk perbaikanya, kemungkinan anggaran dana yang belum cair.
Menurut Bapak Mulyadi selaku Staf di Bina Marga yang berhubungan dengan pembetulan jalan. Pihaknya akan melakukan perbaikan namun harus memerlukan waktu ujarnya.